Muncul isu perombakan kabinet setelah peleburan dua kementerian, Kemenristek dan Kemendikbud, serta pembentukan Kementerian Investasi. Terkait hal itu, pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan mengatakan tak tepat jika nantinya reshuffle dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, menurutnya reshuffle sebelumnya baru saja dilakukan Desember 2020 silam, sehingga kinerja menteri belum bisa dievaluasi.
Djayadi pun menegaskan kembali bahwa waktu yang cenderung terlampau dekat dalam melakukan reshuffle sesungguhnya tidak efisien. Karena, kata dia, belum ada cukup alasan bagi Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja menteri menterinya sejak perombakan terakhir. "Jadi selain kementerian baru yang perlu di isi, belum cukup alasan untuk mengevaluasi menteri menteri lainnya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, pihak istana telah mengonfirmasi bahwa reshuffle akan terjadi dalam waktu dekat. Tenaga ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyebut perombakan kabinet akan dilakukan dalam pekan ini. Menurut Ngabalin, Presiden Jokowi akan memutuskan reshuffle kabinet ini dengan cepat.
“Dari kebiasaan yang Bang Ali ikuti itu tidak lama. Presiden sangat independen, tidak ragu mengambil keputusan. Biasanya cepat." "Bang Ali yakin dalam pekan ini beliau akan mengambil keputusan keputusan penting itu,” kata Ngabalin.